Rekan-Rekan Pegawai PLN Area Banten Utara yang sangat saya
banggakan.
Membaca Blog DI'S WAY (disway.id), yang ditulis pak Dahlan Iskan,
wartawan senior, mantan menteri BUMN itu, dalam 4 tulisan terakhir, membahas
tentang kisah sukses Raja Tempe di Jepang, yang berasal dari Indonesia.
Kisah Rustono, Raja Tempe dari Kyoto - Jepang, yang asli nya dari Grobogan - Jawa Tengah itu, diceritakan pak DIS (nama inisial pak Dahlan Iskan di dunia jurnalistik), secara bertutur, yang sangat memikat. Kisah sukses, yang diawali dengan sebuah mimpi, yang jadi bahan tertawaan, bahan ejekan, bahkan disebut gila, saat disampaikan kepada rekan-rekan nya.
Selalu saja ada tantangan, cobaan, dan ujian, untuk mencapai
sukses tersebut. Misalkan saat awal-awal, susahnya membuat tempe di Jepang,
nggak jadi-jadi.
Belakangan baru ketahuan, penyebabnya air kran
di Jepang, yang terlalu hygienis, sehingga ragi tempe tidak bisa tumbuh
optimal.
Saat sudah berhasil membuat tempe pun, ternyata
sangat tidak mudah menjualnya di Jepang, banyak penolakan, meski diberikan
gratis sekalipun. Tapi itu lah perjuangan. Sampai saat
"keberuntungan" itu datang. Saat membuat atap, di musim salju yang
lebat. Saat ada wartawan lewat, dan tertarik krn melihat orang di atas atap saat
musim salju.Saat ditanya,"sedang apa", jawaban Rustono,"sedang
membangun impian". Padahal posisi di atas atap, saat salju sedang
lebat-lebatnya. Karena tertarik, si wartawan, dari koran Yumiuri Shimbun, koran
terbesar di Jepang, menulis tentang "membangun impian" itu, dan
dimuat satu halaman penuh. Dan menjadi Viral, tiba-tiba banyak yg menghubungi
Rustono, untuk membeli tempe, dan seterusnya hingga menjadi Raja Tempe di
Jepang, seperti saat ini.
"Keberuntungan" yang kesannya
tiba-tiba datang, padahal harus dijemput dengan kerja keras, tidak mengenal
lelah, apalagi putus asa. Tentu lebih asyik kalau rekan-rekan, berkenan membaca
artikel nya langsung, di Blog DI'S WAY, edisi senin, 5 November 2018 s.d kamis,
8 November 2018.
Kisah Raja Tempe dari Grobogan itu semoga
menjadi inspirasi untuk kita. Banyak KPI tahun 2018 yang sangat tidak mudah,
bahkan bisa dibilang tidak mungkin dicapai, seperti :
1. Umur Piutang (COP) di saat 90% penjualannya
begitu terbit rekening langsung dihitung sebagai tunggakan
lancar.
2. Nihil lembar tunggakan, di saat retur di
tanggal 21 masih 40.000 an pelanggan.
3. Nihil daftar tunggu di saat pelanggan TT, TM,
dan TR Perluasan Jaringan juga dihitung
4. Pelunasan PRR yg sudah dihapuskan sebesar 1,4
Milyar
5. Pelunasan TS Prabayar sebesar 2,6 Milyar itu
6. Pelanggan premium sebanyak 60 pelanggan di
saat kondisi keterbatasan material penyambungan
7. Peningkatan kehandalan penyulang minimal 50%,
di tengah keterbatasan anggaran pemeliharaan,
Harapan saya, kita semua bisa mengambil inspirasi
dengan terus berjuang dan bekerja keras, untuk menjemput
"keberuntungan".
Kunci nya hanya satu, terus melangkah.
Ya....tetap semangat dan terus bergerak lah....hingga di satu titik, akan ada
"keberuntungan" di depan kita, tiba-tiba, karena kita terus fokus
melaksanakan, apa yang harus dilaksanakan, yang kita yakini benar.
Saya yakin dan percaya, rekan-rekan Area Banten
Utara mau untuk terus menjemput "keberuntungan" itu. Salah satunya
dengan terus mengupdate scoreboard, dan melaksanakan WIG Sesion, secara
konsisten.
Perjuangan menjemput "keberuntungan",
tentu harus dibarengi dengan menjaga integritas-integritas-integritas....
Tetap Semangat dan Terus Bergerak
Salam,
Sugeng Widodo