"Kepercayaan"
Rekan-rekan PLN UP3 Banten Utara yang sangat saya
banggakan,
Evaluasi penggunaan BBM dan Tol per kendaraan itu membuat saya pribadi seperti "tersambar petir". Data yang disajikan secara rinci oleh mbak Ezza dan mbak Yeni, siang itu, di pertengahan bulan Agustus 2019 itu, membuka sebuah fakta yang "sangat pahit" untuk saya sebagai pribadi. Orang dekat saya, dalam pandangan orang itu, terindikasi tidak bisa menjaga kepercayaan.
Evaluasi penggunaan BBM dan Tol per kendaraan itu membuat saya pribadi seperti "tersambar petir". Data yang disajikan secara rinci oleh mbak Ezza dan mbak Yeni, siang itu, di pertengahan bulan Agustus 2019 itu, membuka sebuah fakta yang "sangat pahit" untuk saya sebagai pribadi. Orang dekat saya, dalam pandangan orang itu, terindikasi tidak bisa menjaga kepercayaan.
Posisi nya yang dekat dengan saya, karena hampir selalu satu mobil, pada saat jam kerja, terindikasi dimanfaatkan secara maksimal, untuk "mengerjai" spv admum, koordinator driver, dan Manager Bagian KSA, untuk "minum BBM" dan "makan etoll card" sebanyakbanyaknya.
Banyak modusnya, tapi yang paling "pahit" buat
saya, adalah mengatasnamakan saya meminta uang persekot, kepada mbak Ezza, Spv
Admum, malam-malam, untuk biaya saya pulang ke Solo, guna mengantar dan
menjemput keluarga pada lebaran kemarin. Uang sebesar 3 (tiga) juta rupiah itu,
untuk ukuran BBM dan Tol sangat lah besar. Sangat besar, meski BBM yang dibeli
pertamax sekalipun.
Sangat pahit, karena kepulangan ke Solo, untuk mengantar sebelum lebaran, dan menjemput setelah lebaran, karena saya harus siaga selama periode lebaran itu, 100% menggunakan uang pribadi saya. Bahkan ke Solo naik mobil Inova itu pun, sudah saya pertimbangkan matang. Yaitu saya tidak "menyalahgunakan wewenang", karena saat itu mobil Inova itu sudah lunas COP nya sejak maret, dan permohonan BFKO nya belum disetujui (baru disetujui di bulan Juli). Artinya saat Inova ditinggal di Solo, statusnya memang tidak mengganggu kendaraan MUP3 atau kendaraan operasional. "Sangat pahit"nya, kehati-hatian saya, untuk menegakkan integritas, dan menjaga nama baik saya itu, ternyata "dikhianati" oleh orang yang posisinya sangat dekat dengan saya itu, yang saya percaya itu, yang tugasnya mengemudikan inova itu. Silahkan memposisikan diri sebagai mbak Ezza, atau mbak Yeni (yang pasti dilaporin mbak Ezza), atau pak Opic (yang pasti juga tahu), apa yang dipikirkan mengenai saya, terkait uang ongkos pulang itu, wajar saja kan kalau banyak "pikiran negatif" mengenai saya.
“Kalau nggak bapak gunakan, kenapa nggak ketahuan ya pak ?” Itu lah "kehebatan" orang itu, pertanggungjawaban bon BBM resmi dgn pencantuman plat nomor mobil Inova itu, sangat lengkap dan tanpa investigasi tidak akan ketahuan.
“Emangnya mbak Ezza
nggak konfirmasi kepada bapak ?”
Coba anda memposisikan diri sebagai mbak Ezza, emangnya anda berani konrmasi kepada saya ? Nah itu yang dimanfaatkan secara maksimal oleh si Driver itu, yang saya percaya itu, yang akhirnya malah merusak nama baik saya itu.
“Tapi si driver itu kan sudah kerja 14 tahun, sudah banyak jasa-jasanya kepada bapak, selama setahun ini membawa bapak ?”
Pertimbangan di atas lah, yang menyebabkan, saat CoC hari Jumat, 23 Agustus 2019, selepas senam itu, saya menyampaikan : "yang merasa "minum BBM" dan "makan etoll card", silahkan membuat "pengakuan dosa" kepada mbak Yeni, dan diberikan waktu satu minggu, sampai dengan Jumat, 30 Agustus 2019".Memang sih, si driver itu membuat sedikit pengakuan dosa, katanya "makan etoll card" sedikit utk beli makanan dan minuman, saat menunggu saya. Tapi buat saya, "pengakuan dosa"nya cuma basabasi, dan bukan "pengakuan dosa" yg sebenarnya.
Logikanya nggak masuk : hanya beli makanan dan minuman saat
menunggu, kok bisa menghabiskan 3 juta rupiah dalam tempo 9 hari saja (selama
periode lebaran itu).
Kalau serius membuat "pengakuan dosa", harusnya
menyesal, dan mengakui telah "minum BBM" dan "makan etoll
card" dengan besaran yang tidak jauh dari angka yang di atas yang
di"embat" saat periode lebaran itu.
Setelah seminggu lewat, kesempatan yang diberikan ternyata tidak dimanfaatkan ya sudah ..... alasan apapun sudah tidak bisa diterima. Saat nya bicara tegas, tidak ada tempat di BTU, selama saya jadi MUP3 nya, untuk para "pelanggar integritas", khususnya para "penusuk dari belakang", terkhusus lagi yang menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan.
Saya jadi teringat perkataan Robert Lai, sahabat yang sudah seperti saudara, bagi pak Dahlan Iskan, mantan CEO Jawa Pos, yang pernah menjadi Dirut PLN : "Trust is good, but Control is better”
Kita boleh percaya pada orang, karena itu hal yang baik,
tapi "monitoring" / "pengendalian" / "evaluasi"
adalah hal yang lebih baik untuk selalu dilakukan.
Mau kah rekan-rekan semua, membantu saya untuk melaksanakan "Control is better" itu ???
Terakhir, jangan lupa untuk bahagia. Integritas, integritas,
dan integritas....adalah hal utama, untuk selalu dijaga, tanpa itu : hidup kita
seperti "ada dan tiada".
Tak lupa, Mari kita selalu menjaga K2/K3 dalam pekerjaan
kita.
Tetap Semangat dan Terus Bergerak
SALAM,
MANAGER UP3 BANTEN UTARA
MANAGER UP3 BANTEN UTARA
SUGENG WIDODO
Baca MABAR Edisi Agustus 2019 Selengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar