(Belum menjadi) "Juara Umum"
Rekan-rekan PLN UP3 Banten Utara yang sangat saya banggakan,
Pegawai milenial UP3 Cikupa itu, tiba-tiba histeris, dan
berlari plus bersorak-sorak, ke arah kumpulan pegawai UP3 Banten Utara, yg
sebenarnya hanya berjarak hitungan meter. Entah apa maksud tindakan, (yang
dalam sudut pandang tidak positif, menurut saya pribadi), "sangat
provokatif" dan "cari gara-gara" itu. Kalau dalam kacamata
positif, mungkin pegawai milenial UP3 Cikupa itu sedang meluapkan
kegembiraannya, meski dengan cara yang "bisa memancing kerusuhan"
seperti itu.
Saat itu, baru saja diumumkan Juara umum porseni UID Banten
tahun 2019, sesaat setelah diumumkannya pemenang lomba Video PLN terbaik, yang dimenangkan
oleh UP3 Cikupa. Otomatis karena mendapatkan tambahan satu medali emas, UP3
Cikupa ditetapkan menjadi juara umum. Mengalahkan UP3 Banten Utara, yang kalah
jumlah medali perak nya, meski jumlah medali emas nya sama.
Saya pribadi "sangat salut" dengan pilihan sikap
yang diambil para pegawai BTU, pada saat kejadian itu. Meski jumlahnya lebih
banyak, berlipat kali bahkan, dengan mayoritas usia milenial, ternyata bisa
"adem-adem" saja melihat itu kejadian itu. Mungkin mereka masih
"shock" karena kalah di "tikungan terakhir", sehingga lebih
banyak diam, bahkan senyum pun hilang dari wajah masing-masing. (hal yang
sebenarnya sudah saya prediksikan 3-4 minggu sebelumnya, saat menugaskan
rekan-rekan BTU, untuk "harus/wajib" memenangkan e-sport Mobile
Legend, kalau mau Juara Umum. Sesuatu yang sepertinya menjadi tekanan besar,
sehingga tim BTU baru bisa meraih juara 3 / medali perunggu untuk e-sport
Mobile Legend)
Menulis sekapur sirih ini, dan mempelajari perjalanan
rekan-rekan BTU, selama mengikuti porseni, saya pribadi menjadi teringat
tulisan mas Azrul Ananda, Presiden Klub Persebaya Surabaya, yang merupakan
putra dari Pak Dahlan Iskan, mantan Dirut PLN. Mas Azrul Ananda, yang juga
pendiri DBL Indonesia itu, di website Persebaya, menuliskan bahwa: "juara
sejati memang butuh proses, dan juara harus diperjuangkan. Tidak bisa instan.
Tidak bisa beli."
Membaca tulisan mas Azrul Ananda tersebut, ada sudut pandang
baru dan lebih "woles" dalam menyikapi, belum berhasilnya tim UP3
Banten Utara menjadi juara umum porseni 2019. Mencermati para peraih juara dari
Tim UP3 Banten Utara pada porseni 2019 :
- medali emas : Tenis Meja, Futsal, Vocal Group.
- medali perak : Karaoke, Video PLN Terbaik.
- medali perunggu : billiard, catur, senam kreasi, e-sport
Mobile Legend.
saya pribadi dan kita semua, semestinya bersyukur dan
menyampaikan salut plus penghargaan kepada Tim Porseni UP3 Banten Utara. Dengan
segala keterbatasan yang ada, masih mau berjuang, bahkan hanya selisih tipis
saja dengan juara umum. Sekali lagi Salut dan Penghargaan dari saya untuk
rekan-rekan Tim Porseni BTU.
Karena "juara sejati butuh proses, harus diperjuangkan,
dan Tidak bisa instan", maka untuk Porseni tahun 2020, harus mulai
direncanakan, dipersiapkan, dan mulai diperjuangkan dari sekarang. Para PIC
masing-masing Cabang sudah ditunjuk, dan diharapkan sudah menyusun program,
untuk meraih juara umum tahun depan.
"Kalau cabang nya tidak dipertandingkan tahun depan
bagaimana pak ?"
Ya, nggak masalah, hitung-hitung kita melaksanakan program
Kompas, toh kita bisa meraih "juara" yang lain: yaitu "kebahagiaan"
dan kekompakan di antara anggota tim BTU.
"Kalau porseni nya tidak ada tahun depan, bagaimana pak
?"
Ya, untuk persiapan tahun depannya
lagi....he5x....selanjutnya sama dengan jawaban di atas.
Kalau nggak ada lagi tahun depannya lagi, bagaimana pak ?
Ya, utk persiapan tahun depannya tahun depannya
lagi.....begitu seterusnya ya...
Inspirasi selanjutnya adalah : bila untuk urusan porseni
atau olahraga saja butuh proses, apalagi untuk KPI atau kinerja. Bagaimana
sistem pasokan listrik yang handal untuk kota Serang, sebagai ibukota Provinsi
Banten, misalkan, harus direncanakan, disiapkan, dan diperjuangkan agar bisa
terwujud.
Juga semua kinerja utama seperti "Zero Over Load
Trafo" + "Zero Error APP" (Susut Jaringan), "Zero Waiting
List" (Penjualan khususnya Kecepatan Penyambungan Baru), "Zero Bad
Debt" (Tunggakan), "Zero Down Time" (Kehandalan Jaringan), dan
"Zero Accident" (K2/K3) semua butuh proses dan harus diperjuangkan.
Tidak bisa Instan, dan Tidak bisa beli. Mari kita semua ingat bahwa semua hal
harus direncanakan, dipersiapkan, dan diperjuangkan agar bisa terwujud.
Yang paling penting : jangan lupa untuk menegakkan
Integritas, Integritas, dan Integritas sambil tetap bahagia.
Terakhir, Mari kita selalu menjaga, saling mengingatkan, dan
saling peduli kepada seluruh pegawai dan alih daya terkait K2/K3 dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Tetap Semangat dan Terus Bergerak
Salam,
Sugeng Widodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar